Selasa, 04 Juni 2013

Masyarakat makin minati koperasi syariah

Pemerintah mengakui telah terjadi pertumbuhan koperasi syariah yang begitu pesat dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun belakangan. Menjamurnya koperasi berbasis syariah ini,disebabkan banyaknya pondok pesantren yang terlibat mendirikan koperasi-koperasi syariah. Sehingga pola yang diterapkan bisa diterima masyarakat. “Koperasi Syariah saat ini menjadi primadona bagi pergerakan koperasi. Dan ini bisa menjadi contoh koperasi yang lain,”kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarifudin Hasan di Solo,Jawa Tengah,Minggu(15/7)

Lebih jauh kata Syarifudin,kemajuan koperasi syariah ini tidak hanya terjadi di wilayah barat Indonesia saja. Menjamurnya koperasi syariah juga terjadi di wilayah-wilayah timur Indonesia,termasuk pedalaman Papua dan Maluku.
Mantan ketua FPD DPR ini menambahkan kondisi tersebut sangat membantu berkembangnya ekonomi daerah pedalaman di Indonesia pada bagian timur. Memang,secara makro,untuk wilayah timur Indonesia,pertumbuhan ekonominya saat ini masih mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. “Terutama wilayah NTT,Papua dan Papua barat yang benar-benar perlu mendapatkan perhatian serius. Karena karakter wilayahnya yang sangat berbeda,” paparnya tanpa menjelaskan lebih rinci alasan ketiga wilayah tersebut perlu mendapatkan perhatian.
Lebih lanjut Syarif Hasan mengatakan ,pertumbuhan koperasi,baik berbentuk umum maupun berbentuk syariah,sedikit banyak ikut membantu pertumbuhan pendapatan perkapitalnya.
Syarif mengklaim pada 2011 lalu,pertumbuhan pendapatan kapital Indonesia naik menjadi USD 3345. Bahkan  pihaknya optimis pada 2014 nanti,pendapatan per kapita Indonesia akan mengalami kenaikan sebesarnya USD4000 per tahunnya. “kenaikan pendapatan per kapita itu wajar,karena pertumbuhan ekonominya  ini mengalami Kenaikan 113% begitu pula pada 2013 naik 10% dan 2014 nanti naik menjadi 8%,”jelasnya.
Meskipun dari 192.433 koperasi yang tersebar di Indonesia,20 persennya mati suri,kondisi tersebut tidak akan mempengaruhi penumbuhan koperasi syariah yang berperan terhadap pertumbuhan perekonomian secara nasional.
Ditempat terpisah, Hasil kajian riset Kelompok Studi Pedesaan Universitas Indonesia menemukan bawa “intrusi kapitalisme” yang kian mendalam adalah salah satu factor paling utama mengapa koperasi di Indonesia belum bisa berkembang dengan baik, “Dan juga ditambah dengan berkembangnya demokrasi liberal di Indonesia ,” kata anggota peneliti Kelompok Studi Perdesaan Universitas Indonesia Nia Elvina, MSi di lakarta,Sabtu.
Nia mengemukakan kondisi “mati suri”nya koperasi tersebut menyebabkan lunturnya atau lemahnya rasa solidaritas dan kesadaran akan harga diri yang merupakan basis utama berdirinya koperasi yang baik. Dalam situasi semacam itu. Orang lebih cenderung mengutamakan kepentingan pribadi dan merasa terlepas dari ikatan masyarakat “Partisipasinya masyarakat untuk memperjuangkan dan membela kepentingan bersama itu mengalami degradasi yang sangat tajam,”ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

categories

ARTIKEL (5) CERPEN (2) FILM (3) I'LAM (2) MUSIC (1) NEWS (2) OTAWA (4) Profile (2) SAJIAN UTAMA (2) SASTRA (3) TAUSIYAH (1) TOKOH (2) VIDEO (1)